Friday, March 16, 2018

MENJADI IBU PROFESIONAL KEBANGGAAN KELUARGA



Materi Matrikulasi Ibu Profesional Sesi #2
Disusun oleh tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional

MENJADI IBU PROFESIONAL, KEBANGGAAN KELUARGA
Apa kabar bunda dan calon bunda peserta matrikulasi IIP batch #5?
Pekan ini kita akan belajar bersama
a. Apa Itu Ibu Profesional?
b. Apa itu Komunitas Ibu Profesional?
c. Bagaimana tahapan-tahapan untuk menjadi Ibu Profesional?
d. Apa saja indikator keberhasilan seorang Ibu Profesional?

APA ITU IBU PROFESIONAL?
Kita mulai dulu dengan mengenal kata IBU ya. Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia Ibu itu memiliki makna;
1. perempuan yang telah melahirkan seseorang;
2. sebutan untuk perempuan yang sudah bersuami;
3. panggilan yang takzim kepada perempuan baik yang sudah bersuami maupun yang belum;
4. bagian yang pokok (besar, asal, dan sebagainya): -- jari;
5. yang utama di antara beberapa hal lain; yang terpenting: -- negeri; -- kota;

Sedangkan kata PROFESIONAL, memiliki makna;
1. bersangkutan dengan profesi;
2. memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya: ia seorang juru masak --;

Berdasarkan dua makna tersebut di atas, maka IBU PROFESIONAL adalah seorang perempuan yang :

a. Bangga akan profesinya sebagai pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya.
b.Senantiasa memantaskan diri dengan berbagai ilmu, agar bisa bersungguh –sungguh mengelola keluarga dan mendidik anaknya dengan kualitas yang sangat baik.

APA ITU KOMUNITAS IBU PROFESIONAL?
Adalah forum belajar bagi para perempuan yang senantiasa ingin meningkatkan kualitas dirinya sebagai seorang ibu, istri dan sebagai individu.

MISI KOMUNITAS IBU PROFESIONAL
1.Meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak-anaknya, sehingga bisa menjadi
guru utama dan pertama bagi anaknya.
2. Meningkatkan kualitas ibu dalam mengelola rumah tangga dan keluarganya
sehingga menjadi keluarga yang unggul.
3. .Meningkatkan rasa percaya diri ibu dengan cara senantiasa berproses menemukan misi spesifik hidupnya di muka bumi ini. Sehingga ibu bisa produktif dengan bahagia, tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya
4. Meningkatkan peran ibu menjadi "change agent" (agen pembawa perubahan), sehingga keberadaannya akan bermanfaat bagi banyak orang.


VISI KOMUNITAS IBU PROFESIONAL
Menjadi komunitas pendidikan perempuan Indonesia yang unggul dan profesional sehingga bisa berkontribusi kepada negara ini dengan cara membangun peradaban bangsa dari dalam internal keluarga.


BAGAIMANA TAHAPAN-TAHAPAN MENJADI IBU PROFESIONAL?
Ada 4 tahapan yang harus dilalui oleh seorang Ibu Profesional yaitu :
a. Bunda Sayang
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak-anaknya, sehingga bisa menjadi guru utama dan pertama bagi anak-anaknya
b. Bunda Cekatan
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mengelola rumah tangga dan keluarganya sehingga menjadi keluarga yang unggul.

c. Bunda Produktif
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan rasa percaya diri ibu, dengan cara senantiasa berproses menemukan misi spesifik hidupnya di muka bumi ini. Sehingga ibu bisa produktif dengan bahagia, tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya
d. Bunda Shaleha
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan peran ibu sebagai agen pembawa perubahan di masyarakat, sehingga keberadaannya bermanfaat bagi banyak orang.

APA INDIKATOR KEBERHASILAN IBU PROFESIONAL?
“Menjadi KEBANGGAAN KELUARGA”
Kalimat di atas adalah satu indikator utama keberhasilan seorang Ibu Profesional. Karena customer kita adalah anak-anak dan suami. Maka yang perlu ditanyakan adalah sbb :
BUNDA SAYANG
a. Apakah anak-anak semakin senang dan bangga dididik oleh ibunya?
b. Apakah suami semakin senang dan bangga melihat cara istrinya mendidik anak-anak, sehingga keinginannya terlibat dalam pendidikan anak semakin tinggi?
c. Berapa ilmu tentang pendidikan anak yang kita pelajari dalam satu tahun ini?
d. Berapa ilmu yang sudah kita praktekkan bersama anak-anak?

BUNDA CEKATAN
a. Apakah manajemen pengelolaan rumah tangga kita menjadi semakin baik?
b.Apakah kita sudah bisa meningkatkan peran kita di rumah? Misal dulu sebagai “kasir” keluarga sekarang menjadi “manajer keuangan keluarga”.
c.Berapa ilmu tentang manajemen rumah tangga yang sudah kita pelajari dalam satu tahun ini?
d.Berapa ilmu yang sudah kita praktekkan dalam mengelola rumah tangga

BUNDA PRODUKTIF
a. Apakah kita semakin menemukan minat dan bakat kita?
b. Bagaimana cara kita memperbanyak jam terbang di ranah minat dan bakat kita tersebut?
c. Apakah kita merasa menikmati (enjoy), mudah (easy), menjadi yang terbaik (excellent) di ranah minat dan bakat kita ini?
d. Bagaimana cara kita bisa produktif dan atau mandiri secara finansial tanpa harus meninggalkan anak dan keluarga?

BUNDA SHALEHA
a. Nilai-nilai apa saja yang kita perjuangkan dalam hidup ini?
b. Apa yang ingin kita wariskan di muka bumi ini, yang tidak akan pernah mati ketika kita tiada?
c. Program berbagi apa yang akan kita jalankan secara terus menerus?
d. Apakah kita merasa bahagia dengan program tersebut?

Selamat berproses menjadi Ibu Profesional, dan nikmatilah tahapan-tahapan belajar yang bunda dan calon bunda rasakan selama mengikuti program pendidikan di Ibu Profesional ini dengan segenap kesungguhan

Seperti pesan pak Dodik kepada Ibu Septi untuk meyakinkan beliau tentang pentingnya kesungguhan menjadi seorang Ibu sbb:
“Bersungguh-sungguhlah kamu di dalam, maka kamu akan keluar dengan kesungguhan itu, tidak ada hukum terbalik” -Dodik Mariyanto

Salam Ibu Profesional

ADAB MENUNTUT ILMU




Disusun oleh Tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional

Menuntut ilmu adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk mengubah perilaku dan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Karena pada dasarnya ilmu menunjukkan kepada kebenaran dan meninggalkan segala kemaksiatan.

Banyak diantara kita terlalu buru-buru fokus pada suatu ilmu terlebih dahulu, sebelum paham mengenai adab-adab dalam menuntut ilmu. Padahal barang siapa orang yang menimba ilmu karena semata-mata hanya ingin mendapatkan ilmu tersebut, maka ilmu tersebut tidak akan bermanfaat baginya, namun barangsiapa yang menuntut ilmu karena ingin mengamalkan ilmu tersebut, niscaya ilmu yang sedikitpun akan sangat bermanfaat baginya.

Karena ILMU itu adalah prasyarat untuk sebuah AMAL, maka ADAB adalah hal yang paling didahulukan sebelum ILMU

ADAB adalah pembuka pintu ilmu bagi yang ingin mencarinya

Adab menuntut ilmu adalah tata krama (etika) yang dipegang oleh para penuntut ilmu, sehingga terjadi pola harmonis baik secara vertikal, antara dirinya sendiri dengan Sang Maha Pemilik Ilmu, maupun secara horisontal, antara dirinya sendiri dengan para guru yang menyampaikan ilmu, maupun dengan ilmu dan sumber ilmu itu sendiri.

Mengapa para Ibu Profesional di kelas matrikulasi ini perlu memahami Adab menuntut ilmu terlebih dahulu sebelum masuk ke ilmu-ilmu yang lain?

Karena ADAB tidak bisa diajarkan, ADAB hanya bisa ditularkan

Para ibu lah nanti yang harus mengamalkan ADAB menuntut ilmu ini dengan baik, sehingga anak-anak yang menjadi amanah para ibu bisa mencontoh ADAB baik dari Ibunya

ADAB PADA DIRI SENDIRI
a. Ikhlas dan mau membersihkan jiwa dari hal-hal yang buruk
Selama batin tidak bersih dari hal-hal buruk, maka ilmu akan terhalang masuk ke dalam hati.Karena ilmu itu bukan rentetan kalimat dan tulisan saja, melainkan ilmu itu adalah “cahaya” yang dimasukkan ke dalam hati.

b. Selalu bergegas, mengutamakan waktu-waktu dalam menuntut ilmu, Hadir paling awal dan duduk paling depan di setiap majelis ilmu baik online maupun offline.

c.Menghindari sikap yang “merasa’ sudah lebih tahu dan lebih paham, ketika suatu ilmu sedang disampaikan.

d.Menuntaskan sebuah ilmu yang sedang dipelajarinya dengan cara mengulang-ulang, membuat catatan penting, menuliskannya kembali dan bersabar sampai semua runtutan ilmu tersebut selesai disampaikan sesuai tahapan yang disepakati bersama.

e. Bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas yang diberikan setelah ilmu disampaikan. Karena sejatinya tugas itu adalah untuk mengikat sebuah ilmu agar mudah untuk diamalkan.

ADAB TERHADAP GURU (PENYAMPAI SEBUAH ILMU)
a. Penuntut ilmu harus berusaha mencari ridha gurunya dan dengan sepenuh hati, menaruh rasa hormat kepadanya, disertai mendekatkan diri kepada DIA yang Maha Memiliki Ilmu dalam berkhidmat kepada guru.

b. Hendaknya penuntut ilmu tidak mendahului guru untuk menjelaskan sesuatu atau menjawab pertanyaan, jangan pula membarengi guru dalam berkata, jangan memotong pembicaraan guru dan jangan berbicara dengan orang lain pada saat guru berbicara. Hendaknya penuntut ilmu penuh perhatian terhadap penjelasan guru mengenai suatu hal atau perintah yang diberikan guru. Sehingga guru tidak perlu mengulangi penjelasan untuk kedua kalinya.

c. Penuntut ilmu meminta keridhaan guru, ketika ingin menyebarkan ilmu yang disampaikan baik secara tertulis maupun lisan ke orang lain, dengan cara meminta ijin. Apabila dari awal guru sudah menyampaikan bahwa ilmu tersebut boleh disebarluaskan, maka cantumkan/ sebut nama guru sebagai bentuk penghormatan kita.

ADAB TERHADAP SUMBER ILMU
a. Tidak meletakkan sembarangan atau memperlakukan sumber ilmu dalam bentuk buku ketika sedang kita pelajari.

b. Tidak melakukan penggandaan, membeli dan mendistribusikan untuk kepentingan komersiil, sebuah sumber ilmu tanpa ijin dari penulisnya.

c. Tidak mendukung perbuatan para plagiator, produsen barang bajakan, dengan cara tidak membeli barang mereka untuk keperluan menuntut ilmu diri kita dan keluarga.

d. Dalam dunia online, tidak menyebarkan sumber ilmu yang diawali kalimat “copas dari grup sebelah” tanpa mencantumkan sumber ilmunya dari mana.

e. Dalam dunia online, harus menerapkan “sceptical thinking” dalam menerima sebuah informasi. jangan mudah percaya sebelum kita paham sumber ilmunya, meski berita itu baik.

Adab menuntut ilmu ini akan erat berkaitan dengan keberkahan sebuah ilmu, shg mendatangkan manfaat bagi hidup kita dan umat.

Matrikulasi IIP Bogor 3 Batch #5

NICE HOME WORK #1 ADAB MENUNTUT ILMU

Berikut materi pertama diawal kelas matrikulasi
Bunda dan calon bunda peserta matrikulasi Ibu Profesional Batch #5, kini sampailah kita pada tahap menguatkan ilmu yang kita dapatkan kemarin, dalam bentuk tugas.
Tugas ini kita namakan NICE HOMEWORK dan disingkat menjadi NHW.

Dalam materi "ADAB MENUNTUT ILMU" kali ini, NHW nya adalah sbb:

1. Tentukan satu jurusan ilmu yang akan anda tekuni di universitas kehidupan ini.
Ilmu yang ingin saya tekuni adalah tentang parenting dan manajemen qolbu.
2.Alasan terkuat apa yang anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut.
Pertama karena pengalaman masa kecil akan figur sebuah keluarga yang harmonis. Bukannya saya termasuk child abuse atau broken home, namun semasa kecil saya haus akan kasih sayang, kelembutan dan perhatian dari kedua orangtua saya terutama sosok ayah yang ideal menurut saya saat itu tidak saya temui. Berada dan dibesarkan dari keluarga yang mempunyai orangtua bekerja ada hal positif dan negatifnya. Tidak saya pungkiri hal positif yang saya rasakan adalah kemandirian, namun saya justru terlalu "mandiri" bablas jadi anak yang terlalu membangkang dan arogan. Saya merasa saya bisa mengambil segala keputusan sendiri tanpa harus mengindahkan nasihat orangtua saya. Disaat sifat saya seperti itu, respon orangtua terutama ayah saya malah makin keras, alhasil hal tersebut menjadi inner child character yang saya bawa hingga saat ini saya mempunyai anak.
Maka saat sebelum menikah, masa-masa pencarian jatidiri juga saya alami, dan saya terus mencari potret keluarga harmonis seperti yang saya gambarkan itu apakah ada dikehidupan nyata, saya memperhatikan dan mempelajari pola keluarga setiap teman-teman dekat saya. Sampai saya menemukan titik kesamaan dari keluarga harmonis, adalah kerjasama kedua orangtua baik ayah dan ibu harus saling bersinergi dalam memperlakukan anak. Maka dari itu, saya termotivasi untuk terus mencari ilmu pengasuhan anak.
3. Bagaimana strategi menuntut ilmu yang akan anda rencanakan di bidang tersebut?
Saya ikuti setiap seminar-seminar parenting baik online maupun offline, mengikuti akun-akun media sosial para pegiat parenting dan membaca referensinya. Mencoba mengaplikasikan pada dunia nyata.
4. Berkaitan dengan adab menuntut ilmu,perubahan sikap apa saja yang anda perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut.
Banyak perubahan pola asuh saya kepada buah hati saya dengan apa yang saya alami saat kecil dalam pengasuhan orangtua saya sendiri. Bahkan sampai saat ini saya masih berselisih dengan ayah saya soal penerapan pola asuh saya terhadap buah hati saya. Ayah saya terkadang mengkritik apa yang saya lakukan pada buah hati saya, meskipun saya yakinkan hal itu baik untuk mereka. Namun saya harus mengalah di depan orangtua saya untuk menghormati mereka. Saya merasa, apa yang saya baca tentang parenting dari para pegiat dengan yang saya alami sangat sinkron bahkan jika saya melakukan hal burukpun, akibat yang ditimbulkan sama dengan teori-teori sudah ada. Maka dari itu kontrol saya dalam menerapkan ilmu adalah muhasabah diri dan mendekatkan diri dengan ALLAH, memohon diberikan kemudahan dalam mengubah sifat saya sendiri dan kemudahan untuk mengaplikasikan ilmu yang sudah saya dapatkan saat ini. Sejauh ini emosi saya mulai bisa saya kendalikan seiringnya waktu dan kesadaran saya untuk melakukan perbaikan demi generasi rabbani. Saya terus tekadkan dalam hati dan saya tanamkan setiap saat saya beraktifitas. Saya sadari tidak mudah menerapkan setiap ilmu sama seperti halnya iman, kadang ada naik dan turunnya, namun jika dibarengi dengan penerapan adab-adabnya, in syaa allah tidak ada yang tidak mungkin.

Image result for change agent 
Get ready to be change agent!
*Menuntut ilmu adalah salah satu cara meningkatkan kemuliaan hidup kita, maka carilah dengan cara-cara yang mulia*
 

SEKILAS TENTANG INSTITUT IBU PROFESIONAL


Awal mula saya mengenal institut ibu profesional dari seorang sahabat, lalu saya mulai mencari melalui internet seperti apakah IIP itu, namun saat itu belum banyak informasi yang saya dapatkan. Hanya profil singkat dan langkah-langkah mengikuti kelas IIP. 
Sampai suatu hari saya melihat beberapa teman saya sudah bergabung dengan IIP dan mereka membagi kisah yang positif dan kesan mengikuti kelas IIP ini. Semakin tertarik saya untuk mengetahui lebih lanjut, lalu saya menghubungi teman saya untuk bertanya bagaimana cara bergabung dengan IIP dan teman saya menjelaskan tahapan-tahapannya. Saya banyak dibantu oleh teman saya untuk dapat bergabung dengan IIP, teman saya lalu menghubungi koordinator wilayahnya dan meminta bantuan agar saya dapat bergabung. Ternyata saat itu tidak cukup mudah untuk dapat langsung bergabung dengan IIP walaupun saya sudah mendaftar via web dan mentransfer biaya pendaftaran (saat itu sebesar Rp. 100.000), saya harus menunggu periode (batch) berikutnya dimana satu tahun dibuka 3-4 periode.
Sambil menunggu dibukanya batch, saya dibantu oleh koordinator teman saya (karena saya dan teman saya berbeda wilayah koordinator) dikenalkan dengan korwil (koordinator wilayah) kota saya. Maka saya bergabung di grup foundation Matrikulasi IIP dimana grup ini merupakan persiapan menuju kelas matrikulasi sampai dibukanya kelas matrikulasi.
Jika ingin lebih tau tentang Institut Ibu Profesional, bisa berkunjung ke websitenya www.ibuprofesional.com .Untuk lebih jelasnya berikut hal-hal yang akan dipelajari di dalam kelas matrikulasi IIP.
Nah begitulah singkat cerita bagaimana saya bergabung dengan komunitas Ibu Profesional ini... nantikan cerita selanjutnyaaa...

Monday, January 8, 2018

"Gak, apa-apa..."

"Gak, apa-apa" a.k.a "tidak apa-apa" adalah kata-kata yang coba saya terapkan dalam keseharian bersama anak-anak. Saat mereka menumpahkan air, susu, makanan atau apapun, saya akan lebih memilih untuk bilang "gak, apa-apa sayang. Nanti kita bersihkan,ya..." daripada saya melototin mereka dan marah-marah. Ya,,cara itu ternyata cukup ampuh mengatasi emosi saya  😁😁😁. Saya berusaha menerima kesalahan-kesalahan mereka dengan ikhlas, tanpa harus mengeluarkan kemarahan dan kekesalan. Begitupun saat saya memberikan mereka ruang untuk eksplorasi, saya biarkan mereka kotor-kotoran mengenai pakaian dan saya katakan kepada mereka "gak, apa-apa sayang. Nanti kan bisa dicuci... 😊😊" 
Saya cukup lama mengembalikan keberanian anak sulung saya kotor-kotoran (karena sewaktu kecil, suami saya cukup protektif dan over-hygiene). Kebiasaan sulung sebelum saya terapi kotor, kalau terkena kotor sedikit saja, langsung minta cuci tangan dan raut mukanya seperti jijik πŸ˜…πŸ˜…. Alhamdulillah setelah itu berani main tanpa khawatir kotor  πŸ˜‰. 


Sampai suatu hari, sulung tiba-tiba menghampiri saya dan berkata, "bun, gak apa-apa airnya tumpah?", 

Saya jawab "hmmmmm....kalau begitu apa yang harus dilakukan ya?", 

lalu dijawab "dibersihkan,bun. Pakai lap,ya" (ahaa! He's already learned something πŸ˜‰),

langsung saya jawab "hebat, tsaqif sudah bisa membersihkan tumpahan air sendiri,ya..."

Dan si kecilpun dg terbata-bata berkata "g,,pah-pah" setiap kali dia menumpahkan sesuatu.
Dalam hal kejadian kecelakaan misalnya, terjatuh atau terbentur yang bukan fatal., saya lebih memilih untuk bersikap tenang tidak panik agar anak-anak kelak dapat menguasai dirinya saat situasi buruk terjadi. Biasanya si kecil sudah bisa bilang " ga,pah-pah" saat dia terjatuh atau terbentur akibat kekurang hati-hatiannya. Saya hanya mengingatkan agar lebih hati-hati..

#day3
#ODOPPreMatrik
#MulaiMenulis
#IIPBogor






I can share

Punya dua toddler dengan jarak usia tidak terlalu jauh memang benar-benar jadi challenge buat saya. Perkara rebutan mainan, pengen dulu2an, periode kompetisinya jelas terasa. Tapi saya berusaha membuat mereka bisa saling menghormati, menghargai satu sama lain. Saat mereka saling melukai, saya ingatkan dan beritahukan mereka untuk saling meminta maaf dan memaafkan. Contoh lainnya, seperti mainan, di toko mainan, mereka sudah memilih masing-masing mainan, sampai dirumah, yang dimainkan malahan kebalik2; kakak pengen mainan adik begitupun sebaliknya dan malahan jd perselisihanπŸ˜₯πŸ˜₯, untungnya saya sudah wanti-wanti sejak di mobil menuju jalan pulang, kalau harus bermain bersama dan saling meminta izin jika ingin meminjam mainannya.

Mainan ini sebetulnya dipilih oleh adik, namun kakak juga senang memainkannya. Awalnya sebelum saya nimbrung, mereka rebutan ingin main, namun setelah pakai jurus "hom-pim-pa" dan tidak ada yang menang, saya minta untuk bermain bersama  😊😊 and alhamdulillaah, it's worked!

Saya memang sengaja tidak membelikan mainan jenis yang sama untuk mereka karena sekalian mengajarkan mereka untuk berbagi dan bekerjasama. Alhamdulillah meski saya harus terus extra membimbing dan mengingatkan mereka, so far mereka mau berbagi dan bekerja sama... Terkadang kalau mereka sedang sama-sama bertahan tidak mau memgalah, jurus "hom-pim-pa alaihum gambreng" cukup ampuh melunakkan mereka sampai mereka mau gantian, ataupun dengan metode time out (walau adik kecil masih belum memahami sepenuhnya, kadang sudah habis waktu, masih pengen terus main πŸ˜…πŸ˜…πŸ˜…)
#ceritaemakrempong  #momoftwo #parentingisneverendinglearning
#myparentinglife

MENJADI IBU PROFESIONAL KEBANGGAAN KELUARGA

Materi Matrikulasi Ibu Profesional Sesi #2 Disusun oleh tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional MENJADI IBU PROFESIONAL, KEBANGG...

 

Just The Ordinary Bunda Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang