Parenting is never ending learning, yes! I absolutely agreed. Banyak hal yang saya pelajari seiring peran saya sebagai ibu dari 2 balita. Saya tidak tahu bagaimana perasaan ibu saya dulu membesarkan kami, mungkin sama halnya dengan saya atau mungkin tidak, ibu saya belum pernah cerita bagaimana beliau membesarkan kami dan menghabiskan waktu bersama kami sewaktu kecil. Saya ingat bahwa saya sewaktu kecil adalah anak yang cukup aktif dan sangat adventurous. Kalau saya runut kejadian masa kecil yang masih saya ingat, agak silly..hehehe. Saya pernah melukis wajah ibu saya dengan make up saat beliau sedang tidur, dan beliau menyadarinya ketika ibu-ibu mengomentari coretan diwajahnya saat ke warung. Alhasil beliau pulang dengan muka masam melihat saya, tp beliau hanya diam, saya tau dari raut mukanya beliau marah. Sewaktu beliau mengajar mengaji anak-anak tetangga, anak sendiri malah pergi memanjat lemari hingga puncak dan mengacak-acak lembaran lem pipa pvc (saya lupa usia berapa tepatnya, mungkin 5tahun). Ahh...kalau diingat betapa saya banyak mengecewakan ibu waktu itu . Namun beliau sama sekali tidak pernah membentak, mamaki, atau memukul saya yang kelakuannya kebangetan waktu itu sangat bertolak belakang dengan sifat ayah.
Dari situ saya mencoba ingin menerapkan apa yang ibu saya lakukan terhadap anak-anak saya, namun ternyata oh... sulitnya! saya merasa ada 2 karakter berbeda dalam diri saya yang tarik menarik saling menguatkan, satu sisi saya bisa lembut dan sabar seperti ibu, sisi lain saya bisa emosi tak terkendali walaupun anak melakukan hal yang bukan fatal . Saat emosi saya meledak-ledak (apalagi ketika PMS) rasanya ingin kabur menjauhi anak-anal saya sementara waktu agar mereka tidak terkena amukan saya, saya merasa sedih, sebanyak-banyaknya istighfar memohon ampunan dan kekuatan ALLAH. Setiap pagi saya tumbuhkan afirmasi positif, "hari ini harus lebih baik,,"; "semoga hari ini lancar tanpa emosi"; setiap hari saya lakukan..alhamdulillah lama kelamaan saya bisa mengatasi emosi saya, walaupun kadang di akhir2 malam menjelang tidur ada saja hal yang membuat saya emosi, tapi sejauh ini saya bisa mengendalikannya berkat afirmasi-afirmasi yang saya bisikan dalam hati.
Setelah saya bisa merehabilitasi itu semua, saatnya saya memunculkan rasa cinta sepanjang masa,, kenapa harus dimunculkan? Ya pertanyaan itu memang mengganggu pikiran saya. Karena karakter saya meledak2 (alaah..apa ini ) setiap saya emosi, saya berusaha menumbuhkan rasa cinta , sayang dalam diri saya.
Awalnya saya ibu yang perfectionist, saya beranggapan anak yang sudah diulang-ulang diajarkan harusnya sudah bisa mengerti, jadi setiap mereka mengulang kesalahan yang sama, saya seperti tidak terima.. (sedihnya ya..punya ibu seperti saya...duh Nak,, maafkan ibumu ini dulu). Namun ternyata setelah saya evaluasi (mojok dikamar bertapa seorang diri... ) saya memutuskan untuk mengubah pola pikir saya, saya harus turunkan sifat perfectionist dalam diri saya untuk perkembangan anak-anak saya yang lebih baik! Maka saya pelan-pelan menerima segala ketidaksempurnaan, and it's worked! Memang ya,, orangtua kadang terlalu berekspektasi berlebihan terhadap anak, padahal mungkin dulu masa kecilnya juga mengalami hal yang sama.. .
Let's better life begins.... begitulah saya membangun afirmasi positif saya dalam menjalani peran ibu bagi anak-anak saya,, masih jauuuh sekali dari ibu sebagai madrasah, karena saya masih belajar. Membangun akhlak dan karakter baik untuk anak tidak lain adalah perkara sejauhmana orangtua membekali dirinya. Ya,...!
Anak adalah refleksi perilaku orangtua, that's the point. Oke, saya harus senantiasa membenahi diri...
Diawali dengan rutinitas harian pagi hari, saya dan ayahnya membuat satu kebiasaan kecil yang mungkin bisa menjadi moment manis untuk mereka, setiap bangun tidur, kami memberikan ucapan salam, peluk dan cium serta doa bangun tidur.. (aahh.. saya kecil belum pernah seperti itu kayanya) "assalamualaikum,, tsaqif,tsabitha sayaang,, anak ayah bunda yang soleh dan soleha sudah bangun....yukk baca doa bangun tidur.." seperti itulah kira-kira. Jika mereka tiba-tiba bangun keluar kamar sendirian saat kami sedang beraktivitas, kami segera menghampiri dan melakukan hal yang sama... saya menyadari, bahwa hal apapun yang diawali dengan cinta dan kasih sayang, akan menumbuhkan berjuta kebahagiaan .
Mengajarkan dengan cinta, akan membuat anak merasa dihargai, dihormati dan membangun karakter positif untuk mereka kelak. Berikan pujian, sayang dan cintamu pertama sebelum mengajarkan anak hal yang ingin diajarkan...
#day2
#ODOPPrematrik
#MulaiMenulis
#IIPBogor